Mega Investasi Greenfields di Industri Susu Indonesia

marketeers article

Meski terhitung rendah dalam hal konsumsi per kapita, produsen susu masih berharap banyak dari pasar dalam negeri, negara dengan populasi terbesar keempat di dunia. Investasi terbaru datang dari PT Greenfields Indonesia yang meresmikan peternakan sapi perah di Wlingi, Blitar, Jawa Timur.

Peternakan Greenfields yang kedua di Wlingi ini merupakan perluasan dari peternakan Greenfields yang pertama di Babadan, Malang, yang menampung lebih dari 10.000 ekor sapi perah jenis Holstein di lahan seluas 172 hektare. Pada akhir 2020 nanti, peternakan ini mencapai kapasitas maksimum 10.000 sapi perah dengan asumsi hasil produksi mencapai 50 juta liter susu segar setiap tahun.

“Dengan beroperasinya peternakan yang kedua ini akan terjadi peningkatan produksi susu segar dalam negeri secara signifikan serta memperkokoh posisi Greenfields sebagai produsen susu segar nomor satu di Indonesia,” kata Edgar Collins, CEO AustAsia Dairy Group.

Dia melanjutkan, lewat peternakan terbarunya itu, pihaknya ingin memperkenalkan praktik peternakan sapi perah modern sebagai model dalam meningkatkan produktivitas dan kualitas susu segar dalam negeri .

Sementara itu, Airlangga Hartarto, Menteri Perindustrian Republik Indonesia mengatakan, pemerintah terus mendorong peningkatan penggunaan konten lokal dalam industri pengolahan susu dan mengurangi impor susu bubuk. Pemerintah ingin meningkatkan pasokan susu segar dalam negeri dari 23% menjadi 41% pada tahun 2022. “Hal ini hanya dapat terjadi bila ada kemitraan yang kuat antara industri pengolahan susu dan peternak sapi perah lokal,” papar dia.

Greenfields adalah merek susu yang dikelola oleh Austasia Dairy Group, yaitu Dairy Division yang menjadi bagian dari Grup Japfa. Kedua entitas usaha ini telah menciptakan lebih dari 20.000 lapangan pekerjaan di Indonesia. Mereka mengklaim bahwa peternakan yang kedua di Blitar itu menggunakan mesin-mesin dan teknologi terbaru yang belum digunakan di peternakan sebelumnya maupun di seluruh Indonesia.

Termasuk, di dalamnya adalah penggunaan teknologi pemerah susu otomatis dengan sistem berputar, teknologi kandang sapi tertutup yang menggunakan kipas angin sistem hibrida – yang mengkombinasikan sistem kipas tiup dan sedot­– serta sistem pencahayaan long-day untuk memaksimalkan produktivitas susu sapi.

“Untuk memenuhi komitmen ini, kami sedang membangun Greenfields Dairy Institute Foundation yang akan melatih lebih dari 800 peternak sapi perah setiap tahunnya untuk meningkatkan keterampilan mereka dan membantu meningkatkan produktivitas. Hal ini pada gilirannya akan meningkatkan pendapatan mereka,” ujar Edgar Collins lagi.

Sejak tahun 2000, Greenfields telah menjadikan Indonesia sebagai basis ekspor produk mereka ke sejumlah negara. Saat ini, sekitar 20% produksinya dikirim ke Hong Kong, Singapura, Malaysia, Brunei, Filipina, Myanmar dan Kamboja.

 

Editor: Eko Adiwaluyo

Related