Naik 2,8%, Coca-Cola Raih Laba Bersih US$ 2,8 Miliar Meski Harga Naik

marketeers article
Minuman berkarbonasi Coca-Cola. Sumber gambar: 123rf.

Merek global minuman berkarbonasi Coca-Cola mendapatkan laba bersih sebesar US$ 2,8 miliar atau setara Rp 43,6 triliun (kurs Rp 15.578 per US$) pada kuartal ketiga tahun 2022. Angka tersebut naik sebesar 2,8% dibandingkan dengan kuartal II.

James Quincey, Chief Executive Officer (CEO) The Coca-Cola Company mengungkapkan, kenaikan laba diraih lantaran adanya permintaan konsumsi di luar rumah setelah pandemi COVID-19 mulai terkendali. Secara pendapatan perusahaan juga mengalami kenaikan sebesar 10% dengan nilai US$ 11,1 miliar.

“Kemampuan kuat dan wawasan konsumen kami terus membantu kami memenangkan pasar,” kata James dikutip dari retaildetail.eu, Kamis (27/10/2022).

BACA JUGA: Coca-Cola Gandeng Marshmello Hadirkan Soda Rasa Buah-buahan

Menurutnya, setelah merebaknya pandemi terjadi perubahan perilaku konsumen khususnya untuk pasar Eropa. Di sana permintaan untuk produk-produk air mineral dan jus buah meningkat yang diiringi dengan adanya diskon.

Untuk menangkap peluang tersebut, kata James, Coca-Cola akan memfokuskan upaya inovasi pada kemasan dengan harga yang lebih terjangkau. Dia pun optimistis pada tahun ini akan membukukan pertumbuhan organik penjualan sebesar 15%.

“Perusahaan sekarang menargetkan penjualan secara organik bisa naik 14% hingga 15%. Angka ini naik dari target yang ditetapkan sebelumnya yang hanya tumbuh 12% hingga 13%,” ujarnya.

BACA JUGA: Coca Cola Curi Perhatian dengan Warna Baru

Lebih lanjut, James menjelaskan, dengan ketidakpastian ekonomi yang masih menghantui kondisi dunia sekarang menyebabkan terjadinya kenaikan biaya produksi dan distribusi. Alhasil, harga jual Coca-Cola mengalami kenaikan sebesar 12%.

Kendati demikian, permintaan minuman ringan tidak terdampak dari kenaikan harga. Bahkan, permintaannya justru naik 4% pada kuartal III tahun ini.

“Melihat tren tersebut, Coca-Cola, Fanta, dan Sprite sekarang meningkatkan prospek penjualan dalam setahun penuh,” kata dia.

Coca-Cola bukan satu-satunya perusahaan multinasional makanan yang terus membukukan hasil yang kuat meskipun inflasi tinggi. Rekan industri PepsiCo dan Nestlé juga berhasil menaikkan harga kuartal terakhir tanpa dampak negatif pada volume penjualan.

Editor: Muhammad Perkasa Al Hafiz

Related