Kopi memiliki potensi ekonomi yang luar biasa. Meskipun diterapkan peraturan pembatasan akibat pandemi, konsumsi kopi termasuk yang tidak turun jeblok akibat adanya inovasi kopi literan. Namun kondisi ini tetap mempengaruhi pendapatan pengusaha kopi, tapi juga petani kopi yang dikabarkan sulit menyalurkan hasil panen.
“Padahal kopi Indonesia merupakan salah satu yang terbaik. Jika kondisi ini berlanjut, tidak hanya peran petani kopi yang menurun, industri kopi lokal keseluruhan juga bisa menurun drastis,” kata Jhoni Kusno, CEO Otten Coffee.
Melihat kondisi ini, Otten Coffee kemudian memanfaatkan momentum Hari Kopi Internasional yang jatuh hari ini, Kamis, (01/10/2020) untuk mengampanyekan program Bibit untuk Indonesia. Lewat program ini, Otten Coffee melibatkan konsumennya untuk mendukung berlangsungan produktivitas petani kopi lokal. Caranya dengan pengadaan bibit untuk petani kopi.
“Dukungan ini bisa diwujudkan dengan membeli kopi. Setiap pembelian secangkir kopi jenis apapun di Otten Coffee, konsumen berkontribusi sebesar 10% dari harga penjualan dalam bentuk bibit untuk petani kopi Single Origin Nusantara, papar Jhoni.
Petani Kopi Hadapi Dua Tantangan
Pada masa krisis ini, Jhoni mengatakan setidaknya ada dua tantangan yang dihadapi oleh petani kopi. Pertama, kurangnya pemahaman tentang bibit kopi berkualitas. Kedua, terbatasnya akses untuk menyalurkan produk hasil panen.
Padahal jika ditilik lebih lanjut, produksi biji kopi di Indonesia sangat tinggi. Data dari United States Departement of Agriculture (USDA), pada tahun 2019 Indonesia berhasil memproduksi biji kopi. Jumlahnya terbesar keempat di dunia setelah Brazil Vietnam, dan Kolombia. Namun, karena dua masalah di atas, banyak petani yang tidak bisa memasarkan hasil panennya lebih luas dan bersaing di pasar nasional dan internasional.
“Sebelum ada program Bibit untuk Indonesia, distribusi kopi sudah menjadi fokus Otten Coffee. Lewat platform digital Otten Coffee, kami menawarkan olahan green beans dari petani. Hingga kini Otten Coffee telah memasarkan 84 jenis kopi lokal Single Origin,” tutup Jhoni.
Editor; Ramadhan Triwijanarko