Outlook Properti 2023: Sektor Properti akan Semakin Kuat

marketeers article
Ilustrasi pasar properti (Sumber: 123RF)

Industri properti masih mengalami kondisi yang fluktuatif sepanjang tahun 2022. Meski begitu, para pelaku di industri ini tetap optimistis menatap tahun 2023 dengan beberapa outlook yang terungkap pada Property Outlook 2023, bertajuk “Optimisme Sektor Properti untuk Mendukung Pertumbuhan Ekonomi” yang digelar 99 Group.

Melihat laporan Persatuan Perusahaan Realestat Indonesia (REI), kinerja penjualan properti kuartal III/2022 menurun 14% (quarter on quarter/QoQ) dibanding kuartal sebelumnya yang berhasil tumbuh 18% QoQ.

Di sisi lain, data 99 Group sebagai induk dari platform properti 99.co, Rumah123.com, sepanjang tahun 2022, suplai dan harga rumah tapak sekunder di Indonesia mengalami pertumbuhan baik.

Sepanjang tahun 2022, pertumbuhan suplai tercatat sebesar 30,1% (YoY) dan pertumbuhan harga sebesar 2,4% (YoY). Data ini mengindikasikan tren positif yang potensial bagi pengembangan properti.

“Banyak sekali tantangan yang hadir hingga rasa pesimistis. Tapi, kami yakin 2023 akan menjadi another great year bagi properti Tanah Air,” jelas Wasudewan, CEO 99 Group Indonesia sebagai salah satu pelaku bisnis di sektor properti beberapa waktu lalu.

BACA JUGA: Bisnis Properti Diprediksi Membaik, Sinar Mas Land Gelontorkan Stimulus

Optimisme ini lahir seiring prediksi positif terkait ekonomi Indonesia tahun ini. Menjelang tahun 2023, pertumbuhan ekonomi Indonesia juga telah mengalami masa pemulihan setelah terkontraksi pada tahun 2020 lalu sebesar -2,07%. Secara tahunan, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal-III/2022 tercatat sebesar 5,72%.

Sementara World Economic Outlook IMF, memproyeksikan Indonesia akan mencatatkan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,3% di tahun 2022 (YoY), mengindikasikan makro ekonomi Indonesia yang pulih dan menguat. Namun, sebagai dampak dari kondisi ekonomi global secara umum, terjadi peningkatan inflasi dan suku bunga dalam beberapa bulan terakhir, hal ini dapat menjadi tantangan bagi sektor properti di Tanah Air.

“Meski begitu, terpantau, banyak bank yang belum menaikkan bunga KPR. Inflasi  yang meningkat pun berdampak pada indeks perdagangan besar. Index harga bahan bangunan tahun 2021-2022 mulai meningkat yg cenderung meningkat namun tidak terlalu signifikan,” lanjut Wasudewan.

Untuk mendorong konsumsi masyarakat, saat ini terdapat beberapa program prioritas yang diusung oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dalam rangka mendorong laju sektor real estate di tahun ini.

BACA JUGA: Bisnis Properti Tumbuh Positif pada 2023, REI Soroti Masalah Ini

“Kementerian telah mengerahkan program pembangunan rumah susun sewa untuk masyarakat, pembangunan rumah tapak di daerah terdampak bencana, peningkatan rumah masyarakat dengan subsidi sebesar Rp 20 juta untuk setiap KK, insentif infrastruktur bagi pengembang rumah subsid, serta pembangunan rusun pekerja di IKN,” papar Fitrah Nur, Direktur Rumah Umum dan Komersial Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.

Secara umum, pemerintah juga tengah menjalankan kebijakan pembangunan perumahan dan pemukiman, hingga 2024. Beragam kebijakan tersebut, mulai dari pemantapan sistem pembiayaan primer dan sekunder perumahan, termasuk optimalisasi pemanfaatan sumber pembiayaan jangka panjang seperti TASPEN dan BPJS Ketenagakerjaan.

“Kami melihat, konsumen masa depan datang dari generasi X, Y, dan Z yang terpantau mendominasi pencarian properti di kanal yang dimiliki 99 Group,” tutup Wasudewan.

Related