Penjualan Mobil Tembus 80.000 Unit pada Januari 2022

marketeers article
Close view of part of new black car in a car dealership

Penjualan mobil secara nasional pada Januari 2022 mencapai 80 ribu unit. Angka ini lebih tinggi dibanding Januari 2021. Marketing Director Astra Daihatsu Motor Amelia Tjandra mengatakan, peningkatan penjualan disebabakan karena adanya kebijakan Pajak Penjualan Barang Mewah Ditanggung Pemerintah (PPnBM DTP). Insentif tersebut mendongkrak penjualan mobil sebesar 49%.

“Pada Januari 2022, jika dibandingkan dengan Desember tahun lalu, penjualan mobil naik cukup signifikan. Pada Januari tahun ini ada sekitar 80.000 unit yang terjual. Sementara pada Januari tahun lalu jumlah yang terjual sekitar 54.000 unit,” kata Amelia melalui keterangannya, dikutip Jumat (11/2/2022).

Peningkatan penjualan ini diperkuat juga dengan hasil riset dari Inventure –Alvara yang menunjukkan bahwa mayoritas responden yaitu 70,6% enggan untuk membeli mobil enam bulan ke depan jika kebijakan PPnBM dihapuskan. Sementara itu, jika sebelumnya konsumen lebih percaya diri menggunakan mobil pribadi selama pandemi COVID-19, kini sebanyak 61,8% responden mengatakan sebaliknya yaitu lebih tertarik menggunakan transportasi umum dibanding menggunakan mobil pribadi.

Dengan adanya fakta tersebut, Amelia menyebut pasar mobil Indonesia masih menjanjikan. Jika dibandingan dengan negara-negara maju di Asia dan Eropa kepemilikian mobil di Indonesia terbilang masih kecil.

Meskipun transportasi di Indonesia hari-hari ini membaik, namun kebutuhan mobil pasti akan tetap ada. Ini terjadi seperti di Jepang yang memiliki transportasi umum sangat baik namun permintaan otomotif tetap tinggi.

“Di Jepang transportasi umum berkembang sangat luar biasa. Akan tetapi, demand pasar untuk otomotif khususnya mobil masih tinggi. Artinya angkutan umum bukan jadi halangan industri otomotif berkembang,” ujarnya.

Lebih lanjut, Amelia mengungkapkan, selain relaksasi PPnBM ada dua faktor penting yang membuat industri otomotif tumbuh dan berkembang pesat. Dua hal itu adalah kemampuan daya beli masyarakat dan sehatnya industri pembiayaan.

Kemampuan dan daya beli masyarakat erat kaitannya dengan pendapatan atau income. Menurutnya, salah satu yang mendongkrak daya beli masyarakat adalah investasi pemerintah di sektor infrastruktur sehingga meningkatkan produk domestik bruto (PDB) dan daya beli.

Kemudian faktor lain untuk mendukung ndustri otomotif Indonesia adalah pembiayaan atau leasing yang sehat. Sebab, kurang lebih 80% pembelian otomotif berasal dari kredit, terutama di daerah. Maka perusahaan pembiyaan harus bisa memfasilitasi skema bunga yang menarik.

Leasing yang sehat dengan bunga yang harus terjangkau. Jika industri leasing berkembang dengan baik, industri otomotif berkembang dengan baik,” tandasnya.

Editor: Muhammad Perkasa Al Hafiz

Related