Pertamina Klaim Mampu Tekan 7,4 Juta Ton Gas Karbon hingga 2021

marketeers article
Kantor pusat PT Pertamina (Persero). Sumber gambar: Humas Pertamina

PT Pertamina (Persero) mengklaim mampu menekan emisi gas karbon sebesar 29,07% dari total produksi atau setara dengan 7,4 juta ton. Jumlah gas karbon yang telah direduksi merupakan hasil kerja dari periode 2010 hingga 2021.

Fadli Rahman, Direktur Perencanaan Strategis dan Pengembangan Bisnis Pertamina New & Renewable Energy (Pertamina NRE) menjelaskan upaya tersebut merupakan bagian dari tujuan kerja perseroan yang ingin mencapai target bebas emisi gas karbon atau net zero emission (NZE) pada tahun 2060. Dia menyebut pada tahun 2022 Pertamina menduduki posisi kedua skor environment, social, and governance (ESG) di sektor minyak dan gas terintegrasi. Posisi ini meningkat dari tahun sebelumnya, yaitu posisi ketujuh.

BACA JUGA: Pertamina Pastikan Pasokan BBM Terjaga Selama Arus Mudik

“Pertamina selama ini dikenal sebagai perusahaan energi terbesar di Indonesia. Kami memiliki peran strategis, yaitu memastikan ketahanan energi nasional. Namun yang belum banyak diketahui publik bahwa Pertamina sangat serius mewujudkan bisnis yang berkelanjutan,” kata Fadli melalui keterangannya, Minggu (23/4/2023).

Menurutnya, penurunan emisi gas karbon dikontribusikan oleh beberapa aktivitas, antara lain penurunan emisi dari proses, penurunan emisi dari proses pembakaran, efisiensi energi, dan penggunaan energi rendah karbon. Untuk mencapai aspirasi NZE 2060 tersebut, Pertamina menerapkan dua inisiatif strategis, yaitu melakukan dekarbonisasi bisnisnya saat ini dan membangun bisnis hijau.

BACA JUGA: Pertamina Raih Laba Bersih Rp 56 Triliun pada Tahun 2022

Ada enam inisiatif bisnis hijau yang saat ini tengah dibangun Pertamina, yaitu produksi biofuels, pengembangan energi terbarukan, carbon sink, pengembangan hydrogen bersih untuk sektor transportasi dan industri, pengembangan baterai dan electric vehicle (EV) ecosystem, serta perdagangan karbon. Penurunan emisi pada Lingkup 1 dan 2 pada tahun 2060 dari keenam inisiatif tersebut diperkirakan mencapai 25 hingga 30 juta ton setara CO2, atau mengontribusikan sekitar 2% terhadap aspirasi NZE nasional.

Produksi biofuels dilakukan di kilang-kilang Pertamina dengan target kapasitas mencapai 200.000 barel per hari untuk hydrotreated vegetable oils (HVO) dan hydroprocessed esters and fatty acids (HEFA) pada tahun 2060. Sementara itu, untuk pengembangan hidrogen bersih ditargetkan mencapai kapasitas produksi 1,8 juta ton per tahun pada tahun 2040.

Pengembangan hidrogen bersih salah satunya bersumber dari geothermal yang dikelola oleh Pertamina NRE, subholding Pertamina. Pertamina NRE berkolaborasi dengan sejumlah mitra strategis, seperti Sembcorp, IGNIS, Keppel, Chevron, TEPCO, Krakatau Steel, dan Pondera dalam inisiatif pengembangan hidrogen bersih.

Energi terbarukan lainnya yang tengah dikembangkan oleh Pertamina adalah pembangkit listrik tenaga surya (PLTS). Saat ini, PLTS telah dibangun dan dimanfaatkan di sejumlah area operasi Pertamina, tak terkecuali di stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) yang telah mencapai lebih dari 300 titik.

Fadli mengatakan upaya pemanfaatan energi terbarukan dilakukan Pertamina sebagai upaya untuk menjadikan proses bisnisnya lebih hijau. Tak kalah penting, dekarbonisasi juga dilakukan melalui inisiatif carbon sink.

Untuk mewujudkan ketahanan energi nasional, Indonesia masih membutuhkan energi fosil, yang saat ini masih menjadi bisnis utama Pertamina. Namun demikian, untuk mengurangi emisi karbon di sektor hulu migas ini, inisiatif carbon sink dilakukan Pertamina melalui dua cara, yaitu carbon capture storage (CCS/CCUS) serta inisiatif nature based solutions (NBS).

Untuk CCS/CCUS, Pertamina bekerja sama dengan mitra strategis dari Jepang maupun Amerika Serikat, sedangkan untuk NBS, kolaborasi dilakukan bersama dengan Perhutani. 

“Sebagai perusahaan energi nasional terbesar, Pertamina memegang peran strategis untuk memastikan pemenuhan kebutuhan serta suplai energi ke masyarakat saat ini. Pada saat yang sama, Pertamina juga memastikan ketahanan energi bagi generasi mendatang, salah satunya melalui pengembangan energi hijau,” kata Fadli.

Editor: Ranto Rajagukguk

Related