Populix: Diskon dan Garansi Jadi Faktor Utama EV Dilirik Konsumen

marketeers article
Ilustrasi mobil listrik. (FOTO: Marketeers/Eric)

Seluruh stakeholder terus melakukan beragam upaya untuk bisa mendorong penjualan electric vehicle (EV). Perusahaan penyedia data dan layanan riset bernama Populix pun ingin membantu upaya itu dengan menyajikan data aktual terkait faktor apa saja yang bisa ampuh mendorong penjualan kendaraan listrik.

Dr. Timothy Astandu, CEO & Co-Founder Populix mengatakan, tentu faktor ketersediaan infrastruktur tetap menjadi hal yang sangat diperhatikan oleh para konsumen EV. “Tapi, hal itu juga perlu dibarengi dengan strategi promosi jitu yang disajikan oleh para pabrikan EV,” kata Timothy Astandu dalam Media Gathering Populix di Jakarta, Kamis (6/6/2024).

Hal itu dipertegas lewat riset terbaru dari Populix yang bertajuk ‘Electric Vehicle Dynamics: Unveiling Consumer Perspectives and Market Insights‘.

BACA JUGA: Populix: 63% Generasi Muda Menggunakan Aplikasi Kencan Online

Dalam riset yang melibatkan 350 responden pengguna kendaraan listrik itu, Populix mengungkap bahwa saat ini pembelian kendaraan listrik masih didorong kuat oleh program-program promosi.

Sebanyak 65% responden mengaku, bentuk promosi yang paling disukai oleh konsumen mencakup diskon khusus dari produsen seperti potongan harga atau cashback.

Populix EV

Selain itu, agar bisa menghadirkan peace of mind, 65% responden juga sangat tertarik dengan layanan garansi baterai atau unit.

Sementara 57% responden mengaku juga terdorong untuk membeli EV karena ingin memanfaatkan subsidi pemerintah dalam bentuk diskon atau insentif langsung. Sedangkan penawaran paket spesial selama periode tertentu hanya diminati oleh 43% responden saja.

BACA JUGA: TKDN Tembus 44%, NETA V-II Dipasarkan dengan Harga Rp 299 Juta

Dari insight ini, diharapkan pabrikan bisa terus meracik strategi penjualan yang ampuh dan akurat sehingga strategi itu bisa menjadi cara yang optimal dalam mendorong penjualan EV.

Riset ini sekaligus menegaskan bahwa pemerintah dan pabrikan perlu untuk terus bersinergi dalam mengadirkan beragam program yang berdampak secara langsung terhadap akseptasi kendaraan listrik.

“Seiring dengan berkembangnya pasar EV di Indonesia, kolaborasi antara regulator dan produsen EV menjadi semakin krusial untuk mengatasi tantangan yang mendasar seperti aksesibilitas, jarak tempuh, biaya, hingga ketersediaan infrastruktur pengisian daya yang menghambat integrasi kendaraan listrik bagi mobilitas konsumen sehari-hari. Dengan memahami tantangan dan preferensi konsumen, sinergi ini menjadi kunci untuk mendorong adopsi EV secara lebih luas, serta meningkatkan pertumbuhan industri kendaraan listrik di Indonesia,” kata dia.

Related

award
SPSAwArDS