Product Life Cycle: Pahami Situasi Pasar agar Produk Tepat Sasaran

marketeers article
product life cycle | Sumber: 123rf

Ketika Anda ingin menjual suatu produk, penting bagi Anda untuk memahami bagaimana situasi pasar. Salah satunya dengan mempelajari product life cycle produk Anda. 

Product life cycle atau siklus hidup produk adalah empat tahapan yang dilalui oleh produk mulai dari awal peluncuran hingga menuju fase penurunan penjualan. Setiap tahapan ini memiliki karakteristiknya masing-masing yang sangat berpengaruh dalam pengambilan keputusan bisnis, strategi pemasaran, penetapan harga, dan biaya promosi. 

Konsep ini banyak digunakan oleh pihak manajemen dan pemasaran sebagai faktor memutuskan bagaimana strategi masuknya produk ke pasar. Oleh karena itu, sebelum Anda memperkenalkan produk Anda ke calon pelanggan, simak terlebih dahulu pembahasan mengenai product life cycle berikut ini:

Apa itu product life cycle?

Menurut TWI Global, product life cycle adalah lamanya waktu dari suatu produk ketika pertama kali diperkenalkan kepada konsumen hingga tidak mampu lagi bersaing di pasar. Siklus hidup produk ini biasanya dibagi ke dalam empat tahapan, yaitu introduction, growth, maturity, dan decline.

Dalam perusahaan, product life cycle umumnya digunakan untuk membantu dalam menentukan berbagai keputusan bisnis, mulai dari jadwal periklanan, strategi pemasaran, penetapan harga, perluasan jangkauan pasar, peluncuran produk baru hingga redesign packaging product

Metode strategis untuk mempertahankan produk ini disebut dengan product life cycle management.

BACA JUGA: Sustainable Business: Peran Pelaku Bisnis dalam Mewujudkan SDGs

Pentingnya memahami product life cycle

Tahapan dalam product life cycle menentukan bagaimana sebuah produk seharusnya dipasarkan kepada konsumen. Suatu produk diciptakan dari sebuah ide yang telah melalui proses research and development (R&D) hingga menjadi sebuah produk yang layak dan berpotensi menguntungkan. 

Keberhasilan suatu bisnis dalam memperkenalkan produk baru ke pasar akan meningkatkan permintaan dan menjadi produk yang laris. Produk lama yang dianggap tidak relevan akan mengalami penurunan permintaan dan keluar dari pasar. 

Ketika produk baru berada dalam posisi yang mapan dan baik, strategi pemasaran yang dilakukan akan mengalami penurunan, sehingga biaya pemasaran dan produksi juga akan menurun. Ketika produk sudah menjadi tidak relevan lagi, maka permintaan akan menurun dan dikeluarkan dari pasar untuk digantikan dengan produk yang lebih baru. 

Perusahaan yang mampu mengelola setiap tahapan dalam product life cycle akan membantu meningkatkan profitabilitas dan pengembalian modal. Sementara itu, produk yang gagal dalam menangkap siklus hidup produk tidak akan bertahan lama di pasar dan tidak mampu mengambil keuntungan dari peluang yang ada. 

Menurut Theodore Levitt pada 1965 dalam Harvard Business Review menyebutkan inovator mengalami kerugian terbesar karena banyak produk baru yang gagal dalam tahapan introduction pada product life cycle. Apabila produk gagal masuk ke pasar, maka biaya yang ditanggung perusahaan menjadi mahal karena biaya investasi yang telah dikeluarkan selama penelitian, pengembangan, dan produksi. 

Oleh karena itu, banyak pengusaha yang enggan menjual produk inovasi yang benar-benar baru dibandingkan harus gagal sebelum masuk pasar. Namun, ketika produk inovasi berhasil masuk ke pasar dan diterima oleh konsumen, produk tersebut akan menjadi market leader yang mampu menjadi solusi bagi konsumen.

BACA JUGA: Buyer Persona: Karakter Fiksi yang Bantu Personalisasi Strategi Marketing

Tahapan product life cycle

Seperti yang sebelumnya sudah disebutkan bahwa terdapat empat tahapan dalam product life cycle, berikut penjelasannya:

1. Introduction Stage (Tahap Pengenalan)

Tahapan introduction dalam siklus hidup produk adalah tahapan awal ketika suatu produk diperkenalkan kepada calon konsumen. Umumnya, perusahaan akan melakukan investasi besar dalam strategi pemasaran dan periklanan dengan tujuan meningkatkan brand awareness produk.

Perusahaan harus mampu membuat calon konsumen memahami dengan baik produk tersebut, keunggulan, dan value proposition yang dimiliki. Dalam tahapan ini, umumnya hanya ada sedikit bahkan tidak ada persaingan antar produk karena mungkin produk benar-benar baru dan belum ada yang menjual. 

Namun, tahapan ini dapat memakan waktu yang cukup lama, sehingga keuangan menjadi negatif, penjualan masih sangat rendah, harga masih murah sebagai bentuk promosi awal, dan strategi penjualan harus terus dievaluasi. Keberhasilan produk dalam tahapan ini tergantung dengan inovasi apa yang dibawa oleh produk, apakah sesuai dengan kebutuhan pelanggan dan persaingan pasar.

Pada tahapan ini, banyak perusahaan yang mengalami kegagalan, sehingga sebagian besar perusahaan menjadi pengikut atau meningkatkan fitur dari produk-produk inovasi yang sudah ada.

  1. Growth Stage (Tahap Pertumbuhan)

Tahap pertumbuhan akan dilalui oleh produk baru yang berhasil melewati tahapan pengenalan. Pada tahapan ini ditandai dengan meningkatkan permintaan produk, peningkatan produksi, dan penambahan jumlah persediaan. 

Selama fase pertumbuhan, produk akan menjadi dikenal oleh lebih banyak orang, bahkan jadi produk yang cukup populer dan diperbincangkan. Untuk terus menjaga euforia pasar, perusahaan biasanya akan terus melakukan investasi besar dalam melakukan pemasaran, terutama ketika terdapat produk pesaing. 

Pemasaran yang dilakukan berfokus untuk membangun value proposition produk sebagai pembeda antara produk kompetitor yang sama di pasar. Selain itu, perusahaan juga dituntut untuk terus melakukan perbaikan dan penyempurnaan produk serta fungsi produk berdasarkan feedback pelanggan.

Dari segi keuangan, growth stage menghasilkan penjualan yang meningkat dan pendapatan yang lebih tinggi. Apabila persaingan meningkat, maka harga produk dapat diturunkan dan mengambil margin yang lebih rendah. 

Selain itu, branding produk juga menjadi faktor penting untuk mempertahankan posisi produk di pasar. Penetapan harga dan ketersediaan produk juga perlu diperhatikan agar pelanggan tidak berpindah ke produk lain. 

BACA JUGA: TAM SAM SOM: Komponen Kunci dalam Kalkulasi Market Sizing

3. Maturity Stage (Tahap Kematangan)

Tahap kematangan dalam product life cycle adalah tahapan yang paling menguntungkan karena biaya produksi dan pemasaran menurun. Selain itu, persaingan yang makin tinggi membuat pasar menjadi jenuh dan profit margin yang diambil semakin menyusut. 

Pada pasar jenuh, product branding, harga rendah, dan diferensiasi produk menjadi strategi utama untuk mempertahankan pangsa pasar yang ada. Pada beberapa jenis produk, perusahaan melakukan inovasi produk dan menggunakan strategi baru untuk dapat menjangkau pasar baru yang lebih besar. 

Maturity stage menawarkan penjualan produk yang cenderung stabil dan perusahaan akan berusaha agar produknya berada dalam tahapan ini selama mungkin. 

4. Decline Stage (Tahap Penurunan)

Tingginya persaingan dalam pasar disebabkan oleh banyaknya produk yang seragam, sehingga membuat pangsa pasar makin menurun. Kejenuhan pasar dan banyaknya produk alternatif membuat penjualan produk mulai berkurang dan perusahaan memilih untuk tidak melakukan strategi pemasaran yang dianggap tidak efektif lagi pada tahapan ini.

Persaingan yang meningkat dan beragamnya produk dengan kualitas yang jauh lebih baik akan membuat produk lama menjadi tergantikan dan memasuki tahap penurunan. Untuk menanggapi hal ini, perusahaan dapat menawarkan produk inovasi yang benar-benar baru atau memperkenalkan produk lama dengan berbagai perbaikan dan perubahan secara keseluruhan.

Dengan begitu, perusahaan akan kembali ke tahap awal dengan memperkenalkan produk baru di pasar. Mungkin saja ada beberapa produk yang bisa bertahan dengan berbagai penyesuaian, seperti jumlah produksi yang jauh lebih sedikit dan profit margin yang harus ditekan. 

Namun, ketika suatu produk sudah berada dalam fase ini, maka perusahaan wajib membuat strategi baru yang paling tepat dengan kondisi pasar dan kemampuan perusahaan.

BACA JUGA: Freemium: Taktik Marketing Startup dengan Model Bisnis Internet

Demikianlah penjelasan lengkap mengenai product life cycle yang dapat membantu para marketers dan business developers dalam memahami dengan baik siklus hidup dari setiap produk yang ditawarkan. Perusahaan yang memiliki product life cycle strategy and management yang baik akan mampu memperpanjang siklus hidup produk di pasaran. 

Pemahaman yang baik akan konsep product life cycle akan memungkinkan Anda untuk terus berinovasi dan adaptif dengan berbagai tantangan dalam pasar. Contoh produk yang sangat baik dalam menyiasati product life cycle adalah Netflix dan Apple.

Netflix berhasil mengubah model bisnisnya dari sewa DVD menjadi online streaming video dan Apple yang dapat terus berinovasi mengeluarkan produk yang selalu dikejar oleh para pencintanya. 

Editor: Ranto Rajagukguk

Related