Produksi APD, Sritex Berhasil Selamatkan Bisnis di Tengah Krisis

marketeers article

Di tengah pandemi yang membuat industri tekstil nasional babak belur, PT Sri Rezeki Isman Tekstil (SRITEX) justru berhasil melanjutkan bisnisnya dengan memproduksi Alat Pelindung Diri (APD) dan masker nonmedis.

Pada awal masa pandemi melanda, Indonesia sempat mengalami permasalahan kekurangan APD untuk rumah sakit dan melonjaknya harga masker. Kedua kasus ini kemudian dilirik sebagai peluang oleh SRITEX. Perusahaan tekstil yang terkenal dengan produksi seragam militer ini kemudian membelokkan bisnisnya demi berhasil survive. Nyatanya, strategi ini tidak hanya menyelamatkan Sritex di tengah serangan pandemi, tapi juga meningkatkan penjualan.

“Menghadapi tantangan pasar tekstil di tengah pandemi, kami kemudian berusaha berinovasi, yaitu dengan memproduksi APD dan masker non medis. Inovasi ini sekaligus untuk membantu supply PPE (Personal Protective Equipment) dalam negeri dan menghadirkan masker yang terjangkau kepada masyarakat,” jelas Iwan Lukminto, Presiden Direktur PT Sritex.

APD Produksi Sritex (Sumber: Sritex)

Sritex memproduksi APD yang berdasarkan pada tenaga dan bahan-bahan lokal yang ada. Istimewanya, APD milik Sritex berhasil mendapatkan sertifikat ISO 16640 Class 3 yang berarti memiliki ketahanan terhadap masuknya bakteri dan virus berukuran kecil. Sertifikasi ini satu kelas lebih tinggi dari ketentuan WHO, yaitu APD dengan ISO 16604 Class 2.

Iwan menambahkan, APD ini didesain dengan formula khusus. Sritex melakukan setidaknya satu bulan pengembangan produk agar memenuhi standard WHO. Dalam produksinya, Sritex mengadopsi teknologi pakaian nubika, yaitu jenis pakaian yang tahan bahkan terhadap paparan radiasi nuklir sekalipun.

APD Produksi Sritex (Sumber: Sritex)

Sejak Januari 2020, Sritex secara aktif memproduksi APD berstandari ISO 16604 kelas 1 sampai kelas 3. Kini, perusahaan tekstil tersebut mampu memproduksi hingga 500 APD setiap bulannya.

“Pandemi juga membuka kesempatan kepada Sritex untuk masuk ke sektor tekstil ritel dalam waktu yang ssangat cepat. Hal ini tentu jadi potensi yang menjanjikan sekaligus motivasi agar kami terus berinovasi,” tambah Iwan.

Menyusul kabar kebutuhan APD dalam negeri sudah dapat terpenuhi,  Sritex berencana untuk mulai mengekspor produk APD-nya. Target ekspor, antara lain Amerika Serikat, Spanyol, dan Perancis. Iwan mengatakan kesiapan ekspor  APD ini menjadi solusi penurunan ekspor tekstil Sritex yang sempat macet karena pandemi.

Atas strategi cepat tanggapnya ini, MarkPlus, Inc. memberikan Marketing Continuity Brand Appreciations kepada PT Sri Rezeki Isman Tekstil.

Editor: Sigit Kurniawan

Related