Slow Living: Memaknai Setiap Momen Kehidupan, Cepat Tidak Selalu Baik

marketeers article
slow living | sumber: 123rf

Slow living menjadi istilah yang sedang berkembang di tengah kehidupan kita yang serba cepat. Ya, saat ini kita hidup di dunia yang berubah dengan sangat cepat. Kita selalu dituntut untuk juga bisa bergerak dengan cepat. Terkadang tuntutan tersebut lantas membuat diri kita seperti robot yang memiliki ‘autopilot’.

Bahkan, kita seringkali melakukan banyak hal dalam satu waktu dan meresponnya secara otomatis hingga kita lupa memaknai setiap jengkal dalam kehidupan yang kita jalani. 

Ketika manusia sudah hidup selayaknya robot tentu seringkali mudah diterpa oleh badai stres, depresi, minder, rendah diri, dan kurang memiliki kesadaran akan diri sendiri. Kondisi ini membuat kita lupa akan diri sendiri, mulai dari nilai-nilai yang dipegang hingga keyakinan yang membuat kita benar-benar merasa hidup.

Di tengah perlombaan orang-orang untuk mencapai semua impian, munculah sebuah konsep gaya hidup yang menarik bagi beberapa orang. Gaya hidup ini mengusung kebermaknaan dan kesadaran dalam menjalani hidup yang sesuai dengan nilai dan tujuan hidup seseorang. Gaya hidup ini adalah slow living.

Konsep ini mempercayai bahwa hidup lambat berarti hidup lebih baik, bukan lebih cepat. Slow living juga menjadi salah satu yang menarik bagi generasi milenial dan generasi Z yang digadang-gadang menuntut work-life balance. 

Lalu, apa benar hidup lambat dapat mendorong Anda untuk memiliki kehidupan yang lebih baik? Apa manfaatnya bagi Anda? Dan bagaimana cara untuk menerapkan slow living

Marketeers telah merangkum penjelasan mengenai slow living dari beberapa sumber. Simak pembahasannya berikut ini. 

Apa itu Slow Living?

Slow living merupakan sebuah pola pikir yang menyusun gaya hidup seseorang untuk lebih bermakna dan sadar terhadap apa yang sejalan dengan hal-hal yang paling dihargai dalam hidup.

Hal itu dilakukan dengan kecepatan yang tepat, bukan secepat-cepatnya. Konsep ini menekankan bahwa gerakan yang lambat tapi berfokus tinggi terhadap suatu hal akan lebih baik dibandingkan mengusahakan sesuatu secepat-cepatnya. 

Dalam hal ini, bisa juga dilakukan dengan memperlambat, melakukan lebih sedikit, dan memprioritaskan sesuatu berdasarkan jumlah waktu yang tepat untuk semua hal yang Anda anggap penting.

Ketika Anda memperlambat ritme hidup Anda dan secara sadar selalu menempatkan nilai-nilai hidup yang Anda punya dalam gaya hidup sehari-hari, maka Anda akan memiliki kesadaran diri yang tinggi dalam melakukan berbagai hal, termasuk ketika membuat keputusan atas kepentingan dan kesejahteraan Anda. 

Konsep hidup slow living menolak keras bahwa ‘sibuk’ sama dengan sukses. Hal ini berarti selalu mementingkan kualitas daripada kuantitas. Penerapan slow living berarti mematikan ‘autopilot’ dan memberikan ruang untuk refleksi dan kesadaran diri. Dengan begitu, Anda dapat lebih mindful dalam melakukan berbagai hal dan aktivitas setiap hari.

BACA JUGA: Mengenal Konsep Frugal Living dan Langkah Praktisnya

Manfaat Slow Living dalam Hidup

Slow living menjadi impian hidup sebagian orang saat ini, terutama para milenial dan generasi Z yang selalu menegaskan pentingnya work-life balance agar kesehatan mental dapat terjaga.

Gaya hidup ini menjadi sesuatu yang juga harus dipersiapkan dan dipahami secara baik sebelum Anda menerapkannya. Berikut beberapa manfaat yang bisa Anda dapatkan dari slow living.

1. Memberikan lebih banyak waktu

Prinsip utama dari slow living adalah memotong dan mengeliminasi berbagai aktivitas yang tidak sesuai dengan nilai, minat, dan tujuan hidup Anda. Hal ini akan membuat Anda memiliki lebih banyak waktu untuk dapat melakukan apa yang Anda anggap penting, seperti hobi, teman, keluarga, pasangan, dan sumber kebahagiaan Anda. 

2. Meningkatkan kesadaran hidup

Slow living ini memungkinkan Anda untuk bisa lebih memiliki intensionalitas dalam hidup. Nantinya, intensionalitas ini membantu Anda untuk menemukan lebih banyak makna dan kesenangan dalam aktivitas sehari-hari serta mengapa Anda melakukan hal tersebut. 

3. Selaras dengan lingkungan dan alam semesta

Tidak hanya itu, hidup lebih lambat juga berarti hidup lebih selaras dengan alam. Pembuatan keputusan untuk menyejahterakan diri dalam konteks positif juga akan berdampak bagi kesejahteraan bumi. Contohnya, mengurangi belanja sehingga mengurangi limbah, memakan makanan lokal, tidak FOMO (fear of missing out) terhadap tren terbaru, berjalan kaki, dan bersepeda.

4. Bijak menggunakan teknologi

Sementara itu, slow living juga meningkatkan kesadaran kita dalam menggunakan teknologi. Bukan berarti hidup lambat harus menolak digitalisasi, melainkan memastikan bahwa teknologi harus berada di bawah kontrol Anda, bukan Anda yang dikontrol oleh teknologi. 

5. Membangun hubungan yang kuat kepada sesama

Hidup lambat juga berarti memperkuat dan memperdalam hubungan kita dengan sesama manusia lainnya. Stres yang berkurang dan waktu yang lebih banyak membuat Anda lebih banyak memiliki waktu dan ruang bagi orang-orang yang Anda cintai, juga mengurangi hal tersebut untuk orang-orang yang tidak sejalan dengan Anda.

BACA JUGA: Hidup Bahagia dengan Gaya Hidup Minimalis, Apa Saja Manfaatnya?

Tips Hidup Bermakna dengan Slow Living

Hidup dengan intensionalitas berarti memberikan diri Anda izin untuk dapat terus bertumbuh dan berkembang menjadi lebih baik untuk diri Anda. Berikut beberapa tips bagi Anda yang ingin mulai mencoba menerapkan slow living.

Makan makanan lokal. Anda bisa berbelanja bahan makanan dari para petani, bahkan Anda juga bisa mencoba berkebun di halaman rumah sendiri. Masaklah makanan yang Anda sukai, bukan memakan makanan cepat saji. 

Gunakan media sosial dengan bijak. Media sosial adalah teknologi luar biasa untuk membantu kehidupan manusia di berbagai aspek, namun keberadaannya juga bisa membuat ketagihan dan lupa akan sesuatu yang jauh lebih penting dari dunia maya. Anda perlu disiplin dengan pola penggunaan media sosial Anda.

Bangun hubungan interpersonal dengan penuh perhatian. Anda bisa mengundang teman untuk minum kopi atau makan malam bersama dan menghubunginya secara langsung melalui telepon, dibandingkan harus mengirim pesan singkat.

Tidak ‘ikut-ikutan’ tren model pakaian terbaru. Belilah pakaian yang memang Anda butuhkan, bukan karena tren yang sedang berkembang. Saat ini, Anda juga bisa membeli pakaian bekas yang masih bagus untuk digunakan kembali. Hal ini mendukung konsep ‘ramah lingkungan’.

BACA JUGA: Tubuh Ideal dan Sehat Setelah Lebaran? Catat 5 Tips Gaya Hidup Sehat Berikut!

Berlatihlah untuk katakan ‘tidak’. Jika Anda memiliki alasan yang baik untuk mengatakan tidak terhadap apa yang Anda yakini, maka lakukanlah. Terlalu banyak meng’iya’kan sesuatu yang tidak sejalan dengan nilai dan tujuan hidup Anda tentu membuat Anda lebih banyak komitmen dan berisiko kelelahan.

Pertimbangkan jenis kendaraan yang Anda gunakan. Untuk berpergian jarak jauh, Anda bisa menggunakan kendaraan umum. Jika Anda dapat mengaksesnya dalam waktu yang tidak terlalu lama, maka Anda bisa mulai berjalan kaki maupun bersepeda. Hal ini tentu berpengaruh pada bahan bakar yang Anda gunakan selama bertransportasi.

Lakukan hobi yang Anda sukai. Hidup ini tidak hanya untuk bekerja, tetapi juga bisa menyeimbangkan keduanya agar dapat bersenang-senang dan terhindar dari stres, anxiety, hingga depresi.

Luangkan waktu Anda untuk diri sendiri. Temukan kenyamanan saat sedang sendiri. Anda dapat mulai meletakkan intensionalitas akan hal-hal yang menjadikan dirinya saat ini dan mulai berfokus pada hal yang memang penting bagi tujuan hidup Anda.

Demikianlah pembahasan lengkap terkait gaya hidup slow living yang sedang dicari oleh banyak orang. Hidup lambat menjadi salah satu cara untuk dapat menerapkan work-life balance dalam kehidupan Anda.

Dengan slow living, Anda dapat lebih membumi dan hidup dalam kedamaian yang membebaskan dirinya dari berbagai hal yang tidak sesuai dengan tujuan hidup Anda. 

Hidup lambat dapat membuat hidup Anda lebih bermakna karena tidak semua hal ‘cepat’ adalah baik. Manfaatkan apa yang Anda punya saat ini untuk bisa memiliki lebih banyak waktu, energi, dan terhindar dari stres, sehingga Anda bisa berfokus atas apa yang memang Anda butuhkan. 

Related