Upaya Kemenkominfo Edukasi Perlindungan Data Pribadi di Wilayah Timur

marketeers article
Sumber: 123RF

Kementerian Komunikasi dan Informatika Indonesia (Kemenkominfo) RI kembali menunjukkan upayanya dalam mewujudkan masyarakat yang semakin cakap digital.

Kali ini, Kemenkominfo bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi menggelar Pekan Literasi Digital di Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur.

Berdasarkan National Cyber Security Index (NCSI), skor indeks keamanan siber Indonesia meningkat menjadi 63,64 poin tahun ini dibandingkan tahun sebelumnya yang berada di poin 38,96. Peningkatan skor ini turut menaikkan ranking indeks keamanan siber Indonesia, dari peringkat 83 menjadi 47 dari 175 negara.

Namun demikian, hal ini tidak membuat pemerintah, dalam hal ini Kemenkominfo berpuas diri. Program literasi digital pun trus digalakkan, dari Sabang hingga Merauke yang kali ini dilakukan di Kabupaten Sikka.

BACA JUGA: Kemenperin Cetak Ribuan Pelaku Industri Animasi Berbakat

Fransiskus Roberto Diogo, Bupati Sikka menyampaikan bahwa internet merupakan bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat di daerah Sikka. Namun, terdapat sejumlah persoalan dalam penggunaan internet di masyarakat yang perlu mendapatkan perhatian khusus, seperti penyebaran hoax dan keamanan data pribadi.

“Edukasi yang digalakkan oleh Kemenkominfo sangat penting untuk meningkatkan wawasan masyarakat di Kabupaten Sikka. Sehingga, mereka bisa memanfaatkan internet secara optimal, sekaligus terhindari dari hoax dan peretasan,“ ujar Fransiskus.

Pernyataan Fransiskus sejalan dengan Survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) yang mencatat bahwa penetrasi internet di Indonesia telah mencapai 78,19% pada tahun 2023, atau menembus 215.626.156 jiwa. Bila dibandingkan dengan periode sebelumnya, penetrasi internet Indonesia tahun ini mengalami peningkatan sebesar 1,17%.

BACA JUGA: Upaya Kemenkominfo dan GNLD Tingkat Literasi Digital Masyarakat NTT

Rini Kartini, Dosen Ilmu Komunikasi Universitas Nusa Nipa menjelaskan bahwa masyarakat saat ini perlu memahami, apa perbedaan data pribadi yang bersifat umum dan khusus. Perlindungan data pribadi pertama berasal dari individu subjek data.

“Maka dari itu, setiap orang harus menyadari dan memahami data pribadi mana saja yang boleh mereka bagikan, dan yang perlu mereka simpan sendiri,“ kata Rini.

Ada dua tips simpel yang bisa dibagikan, namun penting untuk dipahami semua orang. Pertama, rutin mengganti password semua akun dan pastikan password yang kalian buat itu kuat, terdiri dari huruf kapital, angka, dan simbol. Lalu, jangan sembarangan mengakses link yang dibagikan.

Editor: Muhammad Perkasa Al Hafiz

Related