Virus Nipah Berpotensi Masuk Indonesia, Kenali Gejalanya

marketeers article
Ilustrasi kelelawar, sumber utama penyebaran virus nipah (Foto: WHO)

Virus Nipah tengah mewabah di India. Akibatnya, dua orang dinyatakan meninggal dunia pada 30 Agustus 2023 lalu. 

Teror wabah penyakit ini tidak berhenti di satu negara saja, tetapi disebut-sebut juga berpotensi masuk Indonesia. Epidemiolog Dicky Budiman menjelaskan potensi penyebaran virus Nipah masih rendah, mengingat India terletak cukup jauh dari Indonesia. 

Namun, tidak menutup kemungkinan masuk ke wilayah Asia Tenggara, khususnya republik ini. Hal itu karena hewan yang diduga menjadi penyebar virus bernama lain NiV ini, yaitu kelelawar, juga hidup di Indonesia. 

Centers for Disease Control and Prevention (CDC) mengungkapkan bahwa inang hewan untuk NiV adalah kelelawar buah.

BACA JUGA: Lisa BLACKPINK Suka Boxing, Benarkah Bikin Tubuh Langsing?

Melansir laman resminya di cdc.gov, NiV merupakan virus zoonotik yang menular dari hewan ke manusia. Virus ini pertama kali diidentifikasi pada 1999, yang mana terjadi wabah yang menjangkiti kalangan peternak babi di Malaysia dan Singapura.

Selang dua tahun kemudian, NiV juga mewabah Bangladesh dan India. Berbeda dengan kasus sebelumnya, sumber utama penularan virus ini berasal dari konsumsi buah atau produk buah yang terkontaminasi dengan urine atau air liur kelelawar yang terinfeksi.

Penularan dan Gejala Virus Nipah

Sebagaimana dijelaskan CDC, virus Nipah menular melalui cairan seperti darah, urine, dan air liur dari hewan yang terinfeksi. Kontak dengan hewan yang terinfeksi juga dapat meningkatkan risiko penularan.

Selain itu, penularan bisa terjadi melalui produk makanan yang telah terkontaminasi cairan hewan yang terinfeksi. Setelah menyebar ke manusia, penyebaran NiV dari orang ke orang pun dapat kembali terjadi. 

Orang yang terinfeksi NiV berpotensi mengalami berbagai penyakit, mulai dari infeksi tanpa gejala, penyakit pernapasan akut, hingga ensefalitis atau radang otak. Beberapa kasus juga menyebabkan pneumonia atipikal dan kejang yang lantas jadi koma dalam waktu 24 hingga 48 jam.

BACA JUGA: Bau Badan Tak Kunjung Hilang? Coba 3 Tips Ini

Di samping itu, WHO menjelaskan infeksi NiV bisa juga ditandai dengan timbulnya demam, sakit kepala, nyeri otot, muntah, dan sakit tenggorokan. Gejala ini terkadang juga diikuti dengan pusing, kantuk, kesadaran yang berubah, dan tanda-tanda neurologis yang mengindikasikan ensefalitis akut.

Adapun tingkat kematian kasus ini diperkirakan mencapai 40%-75%. Angka ini dapat bervariasi, tergantung bagaimana pemerintah setempat menangani wabah NiV dalam melakukan pengawasan epidemiologi dan manajemen klinis.

Cara Mencegah Penularan Virus Nipah

Ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mencegah penularan virus Nipah. Salah satunya, mencuci bersih buah dan mengupasnya terlebih dahulu sebelum dikonsumsi. Jika terindikasi ada bekas gigitan kelelawar, segera buang buah tersebut.

Selain itu, gunakan sarung tangan dan pakaian pelindung lainnya saat menangani hewan yang sakit, utamanya babi. Sebisa mungkin, hindarilah berkontak langsung dengan hewan yang terinfeksi. 

Terakhir, cuci tangan secara teratur sampai bersih setelah berkontak dengan hewan ternak, atau menjenguk dan mengurusi orang yang sudah terlebih dulu terinfeksi virus Nipah. 

Demikianlah pembahasan mengenai virus Nipah yang disebut-sebut berpotensi masuk Indonesia. Bila mengalami beberapa gejala di atas, segeralah periksakan ke dokter. Semoga bermanfaat!

Editor: Ranto Rajagukguk

Related