Waspada! Kebanyakan Tidur Bisa Jadi Pertanda Depresi

marketeers article
Ilustrasi kebanyakan tidur (Foto: 123rf)

Tidur sejatinya adalah aktivitas yang dibutuhkan manusia. Namun, jika dilakukan terlalu banyak dari biasanya, justru bisa menjadi indikasi seseorang mengalami gangguan kesehatan mental, seperti depresi.

Hal tersebut sebagaimana dijelaskan psikolog Ikhsan Bella Persada dalam laman KlikDokter. Ia mengatakan bahwa kondisi tidur berlebihan atau hipersomnia memang merupakan salah satu gejala depresi atipikal.

Adapun salah satu pemicu yang membuat seseorang hipersomnia saat mengalami depresi ialah perasaan hopeless dan tidak berdaya yang dialaminya. Pengidap gangguan mental ini berusaha melarikan diri dari kondisi tersebut dengan tidur berlebih.

BACA JUGA: Berhenti Merokok Bisa Sebabkan Depresi, Ini 5 Cara Mencegahnya

Sementara menurut laman Halodoc, orang yang mengalami depresi cenderung merasa lelah dan kehilangan minat dalam aktivitas sehari-hari. Inilah yang membuatnya tidur berlebih sebagai upaya untuk mengurangi stres emosional.

Sekitar 15% penderita depresi terlalu banyak tidur. Kebiasaan ini pada akhirnya akan membuat gangguan tersebut makin buruk, mengingat jadwal tidur yang teratur sejatinya penting untuk proses pemulihan.

Berikut beberapa dampak sering banyak tidur ketika Anda didiagnosis mengalami depresi:

BACA JUGA: Mengenal Time Dilation Disorder, Kondisi yang Bikin Waktu Terasa Lambat

Mengganggu Siklus Tidur Normal

Tidur berlebihan berpotensi membuat ritme sirkadian (perubahan fisik, mental, dan perilaku yang dialami tubuh selama siklus 24 jam) jadi terganggu. Selain itu, tidur terlalu sedikit atau terlalu banyak dapat menyebabkan tubuh bingung untuk meresponsnya. 

Akibatnya, Anda mungkin bangun dengan rasa lelah dan lesu. Seiring waktu, jadwal tidur atau bangun yang tidak konsisten juga dapat mempersulit Anda untuk mendapatkan waktu tidur yang dibutuhkan.

Mengganggu Suasana Hati

Kebanyakan tidur sangat memungkinkan Anda telat bangun, yang lantas dapat memengaruhi suasana hati. Anda mungkin merasa seakan telah menyia-nyiakan waktu di pagi hari, hingga muncul penyesalan karena tidak bisa bertemu teman atau melakukan hal lain yang disukai. 

Alhasil, Anda mungkin merasa bersalah dan kecewa terhadap diri sendiri. Rasa kecewa tersebut pun dapat memperparah kondisi depresi yang Anda alami. 

Untuk itu, jika kebiasaan kebanyakan tidur Anda tak kunjung hilang, jangan disepelekan. Sebaiknya segera cari pertolongan kepada profesional, seperti psikolog atau psikiater. Semoga bermanfaat!

Related

award
SPSAwArDS