Saat hidup terasa berat dan penuh ketidakpastian, belanja impulsif atau doom spending sering kali menjadi pelarian instan. Namun, para ahli kesehatan mental dan keuangan menilai bahwa cara ini justru bisa memperburuk kondisi psikologis dan finansial seseorang.
Christopher Fisher, psikolog sekaligus direktur layanan psikiatri rawat jalan di Northwell Zucker Hillside Hospital, mendefinisikan doom spending sebagai kebiasaan menghabiskan uang secara kompulsif sebagai respons atas kecemasan, rasa putus asa, atau ketakutan akan masa depan.
“Banyak orang melakukannya dengan harapan mendapatkan sedikit kendali atau hiburan di tengah kekacauan. Namun, yang sering terjadi adalah penyesalan setelahnya, apalagi ketika barang yang dibeli ternyata tak terlalu dibutuhkan,” jelasnya, dikutip dari Verywell Mind, Kamis (17/4/2025).
BACA JUGA: Kasus Kanker Kolorektal pada Gen Z Meningkat, Dokter Ungkap Pemicunya
Sayangnya, kesenangan yang ditawarkan doom spending sangat singkat. Setelah dopamin atau hormon “senang” dalam otak menurun, yang tertinggal justru rasa bersalah, penyesalan, dan kecemasan yang semakin parah.
Fisher menyebut bahwa hal ini bisa menciptakan siklus berbahaya, di mana mulai dari stres, kemudian menjadi belanja impulsif, muncul stres karena pengeluaran, lalu berakhir belanja lagi. Dalam jangka panjang, ini bisa menyebabkan ketidakstabilan emosi, bahkan depresi.
Selain masalah mental, doom spending juga berpotensi merusak keuangan pribadi. Andrea Woroch, pakar keuangan konsumen, memperingatkan bahwa belanja tanpa rencana bisa membuat anggaran jebol dan menimbulkan tumpukan utang yang sulit dilunasi. Alih-alih mengurangi stres, kondisi ini justru memperburuknya.
Daripada melampiaskan emosi lewat belanja, ada banyak cara lain yang lebih efektif dan sehat untuk mengelola stres. Di antaranya sebagai berikut:
BACA JUGA: Jalan Kaki Bisa Jadi Olahraga Alternatif Pengganti Lari
Latihan Mindfulness
Mindfulness bisa membantu seseorang menyadari dorongan emosional sebelum berubah menjadi tindakan impulsif. Dengan teknik seperti meditasi atau pernapasan sadar, Anda bisa belajar menunda keputusan membeli dan mempertimbangkan apakah pembelian itu benar-benar penting.
Merawat Diri
Ganti kebiasaan doom spending dengan aktivitas yang meningkatkan kesejahteraan mental, seperti olahraga, berjalan santai, curhat dengan teman, atau menulis jurnal. Jika perlu, berkonsultasilah dengan terapis profesional.
Buat Perencanaan Keuangan yang Bijak
Membuat anggaran dan mencatat pemasukan serta pengeluaran bisa membantu mencegah pembelian tak penting. Woroch menyarankan beberapa metode seperti zero-based budgeting, 50/20/30 rule, atau sistem amplop. Aplikasi keuangan juga bisa jadi alat bantu yang berguna.
Kenali dan Atasi Pemicu Doom Spending
Catat apa yang memicu keinginan belanja impulsif, lalu cari alternatif untuk menyalurkan emosi tersebut. Menyadari pemicunya bisa menjadi langkah awal untuk mengubah kebiasaan buruk.
Kurangi Paparan Iklan dan Godaan Belanja
Hapus langganan newsletter toko online, matikan notifikasi aplikasi belanja, dan berhenti mengikuti akun media sosial yang membuat Anda tergoda membeli barang yang tidak dibutuhkan.
Gunakan Uang Tunai
Meskipun terdengar kuno, membawa uang tunai dan meninggalkan kartu kredit di rumah dapat mengurangi kemungkinan belanja impulsif. Uang tunai membuat Anda lebih sadar terhadap pengeluaran.
Editor: Muhammad Perkasa Al Hafiz