DoubleVerify Beberkan Strategi Perkuat Media Quality di Tengah Pemilu 2024

marketeers article
DoubleVerify Beberkan Strategi Perkuat Media Quality di tengah Pemilu 2024 (FOTO:123RF)

DoubleVerify (DV),  platform perangkat lunak untuk pengukuran, data, dan analitik media digital, membagikan insight bagi para marketer dan brand untuk menavigasi aktivitas mereka dalam periode Pemilu 2024.

Dengan dimulainya kampanye para kandidat dan momentum yang menguat, media dan platform sosial dipenuhi dengan  pembicaraan mengenai pemilu. Seiring dengan persiapan negara untuk acara lima tahunan yang sangat penting ini, kualitas media (media quality) menjadi faktor penting, bahkan bagi brand dan marketer untuk menempatkan konten dan iklan mereka di lingkungan yang hiperaktif seperti saat ini.

Menurut analisis dari tim DV Analytics and Insights, lonjakan ujaran kebencian berisiko tinggi (high-risk hate speech/HRHS) serta konten politik dan berita yang menghasut (inflammatory politics & news / IPN) telah  terlihat pada perbincangan yang berhubungan dengan politik, seperti pada tahun 2022 saat Indonesia menyelidiki pelanggaran era Orde Baru di era pemerintahan presiden saat ini yang menuntut keadilan. Pada akhir Agustus 2022, tingkat HRHS dan IPN lebih tinggi 26 hingga 36 kali dari rata-rata tahun ini.

Ada potensi munculnya tren serupa pada tahun ini, seiring dengan bergulirnya cerita dan latar belakang para kontestan pemilihan presiden Indonesia yang diliput di media. Lebih lanjut, Presiden Joko Widodo juga telah menekankan pentingnya kampanye yang sehat dan berkualitas kepada semua kandidat calon presiden 2024.

BACA JUGA: 5 Taktik Political Marketing, Strategi Raup Banyak Suara di Pemilu 2024

“Pertama, opini konsumen yang kami amati terkait konten politik dan berita yang menghasut menunjukkan bahwa pengiklan harus berhati-hati dengan konten yang akan mereka tampilkan. Kedua, laba atas investasi (ROI) yang sebenarnya selama periode tersebut dapat menjadi tantangan karena banyak pengiklan yang berebut perhatian dari audiens yang sama. Pengiklan dapat memperoleh  keuntungan dengan  memperhatikan media quality pada kampanye mereka, yang memainkan peran penting dalam efektivitas kampanye iklan,” kata Muhammad Arif Bijaksana, Business Director, Indonesia, DoubleVerify. dalam keterangan, Kamis (21/12/2023).

Definisi media quality yang dimiliki DV adalah bahwa lingkungan media tempat iklan tersebut terlihat aman bagi  brand (brand-safe), bebas dari fraud, dapat dilihat (viewable), dan sesuai dengan geografi yang dituju.

Sangat penting bagi para pengiklan untuk memastikan pengukuran media quality  dari iklan mereka, terutama pada momentum khusus seperti pemilihan presiden. Meta menyoroti jumlah belanja iklan oleh calon presiden, partai politik, LSM, media massa, dan lembaga publik dalam laporannya baru-baru ini.

Sejak Agustus 2020 hingga 24 Oktober 2023, nilai iklan politik yang tercatat mencapai Rp 70,95 miliar dengan total 272.010 iklan yang ditayangkan. Iklan tersebut berasal dari sekitar 19.000 akun atau identitas pengiklan.

“Penting untuk diketahui, pengiklan juga harus mempertimbangkan penerapan pengukuran attention pada kampanye mereka. Penelitian kami menunjukkan bahwa konsumen di Asia Pasifik, termasuk konsumen Indonesia, menghabiskan lebih banyak waktu untuk mengkonsumsi konten online saat ini dibandingkan sebelum pandemi. Namun, konsumsi konten terpecah di berbagai platform seperti media sosial dan layanan streaming,” ujar Arif.

BACA JUGA: Meta Rilis Alat AI Generatif untuk Pengiklan

Pengiklan di Indonesia menghadapi berbagai tantangan dalam hal pengukuran media quality. Seiring dengan pertumbuhan lanskap periklanan digital, pengiklan dihadapkan pada tantangan untuk memastikan bahwa iklan mereka dilihat oleh audiens yang dituju.

Untuk memastikan media quality, sangat penting bagi marketer dan brand untuk fokus pada tiga komponen inti, yaitu: Brand Safety, Ad Fraud Prevention dan Viewability.

  1. Brand SafetyBrand dan pengiklan harus memprioritaskan keamanan untuk melindungi reputasi. Hal ini termasuk memastikan bahwa iklan tidak terkait dengan konten yang berbahaya, menyinggung, atau tidak pantas.

  2. Ad Fraud Prevention: Penipuan iklan adalah masalah serius dalam ruang periklanan digital. Marketer perlu memastikan bahwa konten dapat dilihat oleh real human (audiens nyata).

  3. Viewability: Sejauh mana sebuah iklan benar-benar dilihat oleh pengguna. Marketer harus memastikan bahwa konten mereka dapat dilihat untuk memaksimalkan strategi pemasaran.

Di dalam Global Insights Report oleh DV yang meneliti media quality dan tren kinerja dari pelanggan DV di 100 negara termasuk Indonesia, wilayah Asia Tenggara telah menunjukkan viewability rate video tertinggi di dunia, yaitu 85%. Di Indonesia, tingkat authentic viewable mencapai 76%, mengalami penurunan sebesar 6% dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

“Terutama pada masa-masa seperti kampanye pemilihan presiden di Indonesia, semakin penting bagi para brand untuk menyadari bahwa media yang lebih murah tidak menjamin pengiklan dapat menjangkau  atau mendapatkan attention penuh dari audiens seperti yang diharapkan,” tutur Arif.

Memprioritaskan kualitas iklan berarti mempelajari dinamika ekosistem media digital yang rumit, dengan mempertimbangkan potensi tantangan seperti ad fraud, brand safety and suitability, viewability, dan geographical considerations.

Editor: Ranto Rajagukguk

Related