Kenali Ciri Fisik dan Perilaku Hewan Kurban yang Sehat untuk Iduladha

marketeers article
Ilustrasi (Foto: 123rf)

Menjelang Hari Raya Iduladha, segelintir umat Muslim mulai sibuk memilih hewan ternak untuk berkurban. Bukan hanya soal ukuran, kesehatan dan kualitas hewan juga menjadi aspek penting yang perlu diperhatikan.

Emy Koestanti Sabdoningrum, dosen Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga (UNAIR), lantas membagikan panduan memilih hewan kurban yang layak secara medis. Menurutnya, ini bisa dilihat dari fisik dan perilaku hewan tersebut.

“Syarat utama hewan kurban adalah cukup umur dan sudah dewasa secara reproduksi. Untuk sapi, usia minimalnya dua tahun, sedangkan kambing dan domba minimal satu tahun,” jelasnya, dikutip dari unair.ac.id, Selasa (3/6/2025).

BACA JUGA: Tips Memilih Hewan Kurban yang Sehat untuk Iduladha

Lebih lanjut, Emy menjelaskan tanda usia ini bisa dikenali dari pergantian dua gigi depan yang permanen. Selain itu, ciri fisik lainnya juga perlu diperhatikan, di mana biasanya menunjukkan keempat kaki kuat dan dapat menapak dengan baik, mata jernih dan bersinar, serta bulu bersih.

Ia juga menekankan pentingnya pemeriksaan antemortem, yaitu pemeriksaan kondisi hewan sebelum disembelih untuk memastikan hewan bebas dari penyakit seperti Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).

“Hewan kurban yang baik biasanya menunjukkan nafsu makan baik, suhu tubuh normal, serta gerakan yang lincah. Adapun gejala yang perlu diwaspadai meliputi keluarnya air liur berlebihan, lendir di hidung, dan mata yang tidak cerah,” ujar Emy.

BACA JUGA: Tips Menjaga Kesehatan selama Musim Pancaroba

Selain dari segi fisik, hewan kurban yang sehat juga bisa dilihat dari perilakunya. Menurut Emy, idealnya hewan harus responsif terhadap sentuhan atau suara di sekitarnya. Namun, perlu juga mengenali karakteristik tiap jenis hewan.

“Misalnya, sapi madura biasanya lebih sensitif dan mudah bereaksi dibanding jenis lainnya. Jadi, perlu pemahaman karakter dari peternaknya,” imbuhnya.

Terkait keamanan daging, Emy mengingatkan masyarakat agar waspada terhadap infeksi cacing parasit. Hewan yang terinfeksi biasanya tampak lesu, bahkan bulunya menempel di tangan saat dipegang.

“Kalau saat proses penyembelihan ditemukan cacing, sebaiknya segera melapor ke dokter hewan atau pengawas. Ini penting untuk mencegah penularan ke manusia, terutama jika cacing ditemukan di jeroan,” ujarnya.

Editor: Bernadinus Adi Pramudita

Related

award
SPSAwArDS