Tingginya Tren Masak, Tetra Pak dan KARA Terus Tingkatkan Engagement

marketeers article

Pandemi mengubah perilaku konsumen salah satunya dalam aspek konsumsi makanan dan minuman. Jika saat pra-pandemi konsumen mempertimbangkan membeli makanan dan minuman atas alasan efisiensi dan diversifikasi konsumsi, pandemi yang membatasi gerak membuat konsumen tidak bisa bebas untuk makan di luar. Sebagian besar bahkan menjadikan masak sebagai cara untuk membunuh waktu di masa pembatasan. Belum lagi kondisi ekonomi yang sempat turun, kegiatan konsumsi pun semakin mandiri.

Data yang dipaparkan oleh Tetra Pak menyebutkan ada 49% konsumen yang semakin giat memasak, terutama untuk memenuhi kebutuhan konsumsi di rumah. Selain itu, mereka juga lebih sering membeli produk makanan dan minuman sehat dalam jumlah besar sebagai persediaan.

“Kondisi pasar saat ini memfokuskan konsumsinya di rumah, sehingga mereka mulai berpikir bahwa produk yag dikonsumsi harus bernutrisi. Mereka juga memikirkan efisiensi dengan memasok kebutuhan untuk jangka waktu tertentu agar tidak terlalu sering keluar rumah. Sehingga, produk yang memiliki daya tahan lebih lama banyak menjadi pilihan saat pandemi,” jelas Panji Cakrasantana, Marketing Manager Tetra Pak Indonesia.

Memanfaatkan momentumyang masih tinggi, Tetra Pak terus berupaya meningkatkan engagement. Kali ini dengan menggandeng salah satu partner-nya, yaitu produk santan kemasan KARA. Kedua merek ini berkolaborasi menghadirkan talkshow mengenai keamanan bahan makanan dengan packaging Ultra High Temperature (UHT).

Panji menjelaskan, teknologi UHT yang digunakan oleh KARA dan sejumlah produk lain yang menginginkan ketahanan tinggi memiliki enam lapisan kemasan aseptik. Teknologi ini diklaim menjamin santan tetap higienis, mudah dipakai, dan tidak kehilangan nutrisinya.

“Dalam proses packaging, santan telah dipanaskan di suhu 140 derajat celsius dalam waktu 8-15 detik untuk mencapa kondisi sterilitas komersial. Proses ini membunuh bakteri jahat dan mikroba Clostridium botulinum yang bisa menyebabkan kerusakan pada santan dalam jangka waktu tertentu,” papar Panji.

Keamanan santan kelapa kemasan ini diperkuat dengan pendapat Ahli dan Pengamat Kuliner Sisca Soewitomo. Menurutnya, efisiensi masak kini sangat dibutuhkan. Selain untuk menghemat waktu, tapi juga sebagai memastikan kualitas masakan.

“Dulu kita harus memotong, memarut, dan memeras kelapa saat memasak masakan yang memerlukan santan. Tapi kini zaman telah berubah. kebutuhan bahan masakan yang mudah dipakai dengan kualitas baik menjadi pilihan, waktu yang tersisa pun bisa digunakan untuk hal lain seperti mengkreasikan lebih banyak masakan,” katanya.

Memperkuat interaksi dengan konsumennya, Tetra Pak san KARA lalu menggelar program KARA Cook From Home Challenge #WariskanResepJuara. Kompetisi ini mengajak konsumen KARA untuk mengkreasikan masakan menggunakan santan siap pakai. Syaratnya, kreasi masakan harus original dari ide pembuatnya dan merupakan masakan Indonesia.

Editor: Ramadhan Triwijanarko

Related