Jumlah Penumpang Pesawat Diperkirakan Tembus 98,67 Juta pada 2023

marketeers article
Maskapai penerbangan Garuda Indonesia. Sumber gambar: 123rf.

Kementerian Perhubungan (Kemenhub) memproyeksikan industri penerbangan Tanah Air mulai menuju pemulihan seperti saat sebelum merebaknya pandemi COVID-19. Diperkirakan sebanyak 98,67 juta orang bepergian menggunakan pesawat pada tahun 2023 untuk rute domestik maupun internasional.

M Kristi Endah Murni, Direktur Jenderal (Dirjen) Perhubungan Udara Kemenhub mengatakan saat ini industri aviasi dalam negeri tengah berupaya mengejar pemulihan sektor penerbangan pada 2023 setelah sempat berdarah-daerah selama pandemi. Dia bilang prediksi jumlah penumpang ditetapkan berdasarkan indikasi pemulihan sektor penerbangan sudah terbaca dari antusiasme masyarakat pengguna angkutan udara sepanjang 2022.

BACA JUGA: AP II Catat Tren Penerbangan Internasional Mulai Meningkat

Dari catatan Endah, penumpang burung besi di tingkat domestik telah mencapai 56,23 juta orang, sedangkan penumpang internasional menyentuh 11,87 juta orang. Artinya, pemulihan atau recovery rate pergerakan penumpang domestik selama 2022 telah mencapai 71% dibandingkan dengan masa sebelum pandemi pada 2019.

Sementara itu, tingkat pemulihan pergerakan penumpang internasional telah mencapai 33% dengan perbandingan yang sama. Catatan ini mengindikasikan bahwa fase pemulihan telah berjalan dengan tren yang positif.

“Kami proyeksikan jumlah penumpang di Indonesia pada tahun 2023 sebesar 98,67 juta penumpang berangkat, yang terdiri dari 74,57 juta penumpang berangkat domestik dan 24,10 juta penumpang berangkat internasional,” kata Endah melalui keterangannya, dikutip Jumat (13/1/2023).

BACA JUGA: Pulihkan Penerbangan, AP II dan Changi Airport Siapkan Kolaborasi

Menurutnya, jumlah penumpang berangkat domestik mencapai 76,15 juta orang pada 2019. Setahun kemudian atau saat pandemi, masyarakat pengguna transportasi udara terjun bebas pada kisaran 33,51 juta penumpang.

Pengetatan mobilitas masyarakat dan syarat perjalanan pada 2021 makin menekan jumlah pengguna maskapai penerbangan menjadi 30,69 juta. Namun demikian, menurunnya angka kasus COVID-19 pada 2022 ikut memulihkan industri ini secara perlahan.

Minat masyarakat menggunakan jasa turut didorong oleh penurunan harga tiket. Selama dua tahun sebelumnya, harga tiket melonjak tajam akibat menurunnya jumlah penerbangan. 

Sebab, beberapa maskapai sempat mengembalikan pesawat kepada lessor untuk mengurangi beban operasional. Beban juga sempat berada di puncak tertinggi seiring kenaikan harga avtur. 

Kondisi ini terjadi sebagai imbas dari invasi Rusia ke Ukraina pada Februari 2022 yang berdampak pada gejolak harga minyak dunia.

“Perlahan, harga avtur mulai melandai, sehingga berimbas pada penurunan harga tiket. Situasi pemulihan tahun ini diyakini bukan sekadar optimisme belaka,” ujarnya.

Sementara itu, Gerry Soejatman, pemerhati penerbangan dari Jaringan Penerbangan Indonesia (Japri) memproyeksikan industri aviasi akan mengalami recovery 100% atau lebih. Angka ini melewati capaian sebelum pandemi hingga akhir 2023.

Sementara itu, untuk penerbangan internasional, Gerry memperkirakan pemulihan dapat mencapai 80%. Kondisi ini tercapai apabila Cina membuka penerbangan internasionalnya.

“Jika tidak ada gelombang baru COVID-19, sepertinya target-target tersebut bisa tercapai. Ancaman terhadap recovery adalah fluktuasi harga minyak dan juga efek resesi global. Namun, efek resesi global untuk penerbangan domestik seharusnya tidak besar,” kata Gerry.

Editor: Ranto Rajagukguk

Related